09.03.202019:27:00UTC+00Minyak Berjangka Catat Pelemahan Satu Sesi Terbesar dalam Hampir 30 Tahun

Harga minyak mentah anjlok dan membukukan penurunan satu sesi terbesarnya dalam sekitar 30 tahun pada hari Senin setelah Arab Saudi memangkas harga dan menyatakan akan untuk meningkatkan produksi. Kekhawatiran terhadap prospek permintaan energi karena serangan virus corona juga berkontribusi terhadap penurunan tajam minyak. Arab Saudi memangkas harga resminya paling banyak dalam setidaknya 20 tahun selama akhir pekan dan mengisyaratkan pada pembeli akan meningkatkan produksinya. Sementara itu, Rusia menyatakan perusahaannya bebas memompa sebanyak yang mereka mampu. Langkah Arab Saudi terjadi setelah OPEC dan sekutunya gagal mencapai kesepakatan atas pengurangan produksi tambahan pekan lalu. OPEC dan sekutu telah bertemu di Wina untuk mempertimbangkan saran untuk memperdalam penurunan produksi, yang bertujuan untuk mendukung harga minyak. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate Crude untuk April merosot ke $ 27,34 per barel sebelum memulihkan beberapa pelemahan untuk akhirnya ditutup di $ 31,13 per barel, turun $ 10,15, atau sekitar 24,6%, dari penutupan sebelumnya. Minyak mentah Brent berjangka jatuh ke sekitar $ 31 per barel. Baik minyak mentah berjangka WTI maupun Brent mencatat level terendah sejak Februari 2016 hari ini. Pada hari Jumat, minyak mentah WTI berjangka ditutup turun $ 4,62, atau 10,1%, menjadi $ 41,28 per barel. Pertemuan antara OPEC dan sekutunya berakhir di Wina pada hari Senin dengan kartel dan sekutu-sekutunya gagal untuk menyetujui saran sebelumnya untuk mengurangi produksi sebesar 1,5 juta barel per hari dari bulan April hingga akhir tahun ini. Pertemuan ditutup dengan para peserta yang memutuskan untuk melanjutkan dengan tingkat pemotongan produksi yang ada hingga akhir bulan ini. OPEC + telah memutuskan untuk bertemu pada awal Juni untuk meninjau situasi. Sementara itu, dalam berita terkait virus, sekitar 11.000 orang telah terinfeksi di seluruh dunia. Beberapa negara dilaporkan menambahkan pembatasan perjalanan dan di Italia lebih dari 16 juta orang benar-benar diisolasi karena 366 orang meninggal akibat infeksi virus corona. Negara-negara Timur Tengah menerapkan pembatasan seperti menutup sekolah dan pusat perbelanjaan