20.04.202021:42:00UTC+00Dolar Sedikit Naik di tengah Gerakan yang Sebagian Besar Tak Bersemangat

Setelah naik cukup tajam dalam trading Asia, dolar AS mengalami kemunduran pada siang hari, tetapi pulih dengan cepat untuk naik di atas garis mendatar. Pergerakan dolar terhadap sebagian besar rekan-rekannya agak sempit di tengah kalender ekonomi yang tipis. Indeks dolar, yang naik ke 100.05 dari titik terendah 99.65, terakhir terlihat di 99.96, naik 0,18% dari penutupan sebelumnya. Dolar sedikit berubah terhadap Euro, di titik $1.0863, setelah ditutup pada $1.0875 pada hari Jumat. Surplus perdagangan kawasan euro meningkat pada Februari karena ekspor meningkat dari Januari di tengah penurunan impor, perkiraan pertama dari Eurostat menunjukkan. Surplus perdagangan naik menjadi EUR 25,8 miliar dengan penyesuaian musiman pada Februari dari EUR 18,2 miliar pada Januari. Surplus neraca berjalan kawasan euro naik menjadi EUR 40 miliar pada Februari dari EUR 32 miliar pada Januari, Bank Sentral Eropa melaporkan. Terhadap Pound Sterling, dolar menguat hingga $1.2477, naik dari $1.2499. Greenback menguat terhadap mata uang Jepang dengan satu unit senilai 107.76 yen, dibandingkan dengan 107.54 yen pada hari Jumat. Dolar melemah terhadap Aussie di titik $0.6387, melayang turun dari titik $0.6366. Terhadap franc Swiss, dolar naik ke titik CHF0.9680, naik dari CHF0.9666, dan terhadap loonie, dolar naik tajam setelah penurunan harga minyak mentah bersejarah. Dolar diperdagangkan di titik C$1.4124 dalam trading sore hari ini, dibandingkan dengan C$1,4001 pada hari Jumat. Penurunan minyak mentah hari ini terjadi meskipun ada penurunan produksi bersejarah yang bertujuan untuk menahan harga oleh Rusia dan negara-negara penghasil minyak lainnya. Awal bulan ini, OPEC dan sekutunya menyepakati pengurangan produksi yang belum pernah terjadi sebelumnya, yaitu hampir 10 juta barel, atau sepersepuluh pasokan global, untuk mendorong harga di tengah pandemi virus korona. Badan Energi Internasional telah memperingatkan bahwa pengurangan produksi mungkin tidak cukup untuk mengimbangi penurunan tajam permintaan minyak. IEA memperkirakan penurunan 29 juta barel per hari (bph) permintaan minyak April ke tingkat yang tidak nampak dalam 25 tahun.