12.05.202019:04:00UTC+00Emas Berjangka Ditutup Naik Karena Daya Tarik Safe Haven

Harga emas bergerak lebih tinggi pada hari Selasa karena dolar melemah dan ekuitas berjuang di tengah kekhawatiran ekonomi global mungkin tidak melihat pemulihan yang signifikan dalam waktu dekat karena potensi gelombang kedua infeksi virus korona. Menurut laporan, beberapa negara termasuk, China, Korea Selatan, Jerman dan Italia melihat peningkatan jumlah kasus virus korona baru setelah membuka kembali bisnis mereka. Indeks dolar turun ke titik terendahnya di 99,66 sebelumnya pada hari itu, dan terakhir terlihat di 99,90, turun 0,28% dari penutupan sebelumnya. Emas berjangka untuk Juni ditutup naik $8,80, atau sekitar 0,5%, menjadi $1.706,80 per ounce. Perak berjangka untuk Juli ditutup naik $0,029, atau 0,2%, di harga $ 15,709 per ounce, sementara Tembaga berjangka untuk Juli ditutup naik 0,9% di harga $2,3590 per pon. Rusia menyusul Italia dan Inggris untuk pelaporan jumlah kasus tertinggi di dunia setelah Amerika Serikat dan Spanyol, tetapi Presiden Vladimir Putin mengumumkan rencana untuk mengurangi langkah-langkah lockdown nasional mulai Selasa. Lembaga Jerman Robert Koch melaporkan bahwa "tingkat reproduksi" - jumlah orang yang terinfeksi penyakit ini - telah meningkat menjadi 1,1, yang berarti bahwa virus tersebut menyebar secara eksponensial. Level negatif "di antara alat yang lebih lemah dalam toolkit," kata presiden bank Federal Reserve Atlanta, Raphael Bostic, dalam sambutan webcast, mengulangi pandangan luas di kalangan para pejabat Fed bahwa AS tidak mungkin menggunakan pendekatan kebijakan yang saat ini digunakan di Eropa dan Jepang. Pakar penyakit menular, Dr. Anthony Fauci mengatakan kepada Senat Kesehatan, Pendidikan, Perburuhan dan Komite Pensiun bahwa vaksin sangat penting untuk menghentikan penyebaran virus korona, tetapi menytaakan vaksin yang dapat digunakan tidak akan siap dalam waktu dekat. "Bahkan dengan kecepatan tertinggi yang tengha kita tempuh, kita tidak melihat vaksin memungkinkan individu untuk kembali ke sekolah kuRTl ini," kata Fauci. Fauci juga memperingatkan bahwa kota-kota dan negara-negara bagian yang dibuka kembali secara prematur berisiko mengalami "lonjakan kecil yang mungkin berubah menjadi wabah."