15.06.202018:56:00UTC+00Futures Emas Kembali Ditutup Turun

Emas berjangka ditutup turun pada hari Senin, memperpanjang penurunan menjadi dua sesi berturut-turut, meskipun dolar melemah. Kekhawatiran terhadap pandemi virus korona setelah laporan menunjukkan lonjakan kasus virus baru di beberapa negara bagian di Amerika, dan sebagian Asia, China dan Eropa dan kekhawatiran yang dihasilkan atas pertumbuhan global, mendorong trader untuk melakukan take profit dalam komoditas. Indeks dolar turun ke 96,60, kehilangan lebih dari 0,7% dari penutupan sebelumnya. Indeks ini terakhir terlihat bergerak di sekitar 96,70. Emas berjangka untuk Agustus ditutup turun $10,10 atau sekitar 0,6% di harga $1.727,20 per ounce, jauh dari terendah harian di 1.706,20 per ounce. Pada hari Jumat, emas berjangka untuk Agustus turun 0,1%. Emas berjangka naik sekitar 2,6% minggu lalu, return mingguan terbaik sejak minggu kedua April. Perak berjangka untuk Juli ditutup turun $0,083 di harga $17,399 per ounce, sedangkan Tembaga berjangka untuk Juli ditutup di $2,5670 per pon, turun $0,0330 dari penutupan sebelumnya. Menurut laporan, lebih dari 25.000 kasus baru di AS dilaporkan pada hari Sabtu saja karena lebih banyak negara bagian melaporkan infeksi baru dan rawat inap. Beijing mencatat rentetan 19 kasus covid-baru di pasar makanan grosir besar, meningkatkan kekhawatiran terhadap gelombang kedua infeksi virus korona. Tokyo melaporkan 47 kasus virus korona baru pada hari Minggu, tertinggi sejak 5 Mei, karena ibukota ini melonggarkan pembatasan dan bersiap untuk sepenuhnya membuka kembali perekonomian. Data produksi industri dan penjualan ritel yang mengecewakan dari China menimbulkan kekhawatiran terhadap pertumbuhan global. Menurut data dari Biro Statistik Nasional, produksi industri China tumbuh 4,4% setiap tahun pada bulan Mei, lebih cepat dari kenaikan 3,9% yang tercatat pada bulan April. Ekonom telah memperkirakan kenaikan 5%. Penjualan ritel turun lebih lambat sebesar 2,8% pada bulan Mei, dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu. Penurunan ini lebih lambat dari penurunan 7,5% yang terlihat pada bulan April.