27.05.202120:39:00UTC+00Dolar Berkinerja Lebih Rendah Terhadap Rival Utamanya

Dolar AS menunjukkan kinerja yang lesu terhadap rekan-rekannya pada hari Kamis karena para pedagang bereaksi terhadap sejumlah data ekonomi dari AS dan Eropa, dan juga bereaksi terhadap komentar dari para pembuat kebijakan BoE mengenai kemungkinan kenaikan suku bunga Inggris pada tahun depan. Data yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja menunjukkan bahwa klaim pengangguran awal di AS turun ke angka 406,000 pada pekan yang berakhir pada 22 Mei, turun 38,000 dari level minggu sebelumnya yang tidak direvisi pada angka 444,000. Para ekonom sendiri telah memperkirakan bahwa pengangguran akan turun ke angka 425,000. Angka klaim pengangguran juga telah turun untuk minggu keempat berturut-turut, sekali lagi jatuh ke level terendah sejak mencapai 256,000 pada pekan yang berakhir pada 14 Maret 2020. Sebuah laporan dari Departemen Perdagangan menunjukkan adanya penurunan tak terduga dalam pesanan barang tahan lama pada bulan April, yang meskipun penurunan tersebut sebagian besar disebabkan oleh penurunan tajam dalam pesanan untuk peralatan transportasi. Laporan tersebut menunjukkan pesanan barang tahan lama jatuh ke angka 1.3% pada bulan April setelah melonjak sebesar 1.3% direvisi naik pada Maret. Para ekonom juga memperkirakan pesanan barang tahan lama akan naik 0.7% pada bulan April. Departemen Perdagangan sendiri juga telah merilis laporan yang menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal pertama yang tidak direvisi dari perkiraan sebelumnya. Pada laporan tersebut menunjukkan bahwa produk domestik bruto riil melonjak sebesar 6.4% pada kuartal pertama, tidak berubah dari perkiraan yang diberikan pada bulan lalu. Para ekonom telah memperkirakan revisi naik yang moderat dalam laju pertumbuhan PDB menjadi 6.5%. Indeks dolar yang sempat muncul ke wilayah positif setelah data menunjukkan adanya penurunan kembali dalam klaim pengangguran mingguan AS, kembali mundur dalam perdagangan di pagi hari. Meskipun pada pemulihan berikutnya, indeks ini goyah lagi sejalan dengan berlangsungnya sesi. Indeks dolar terakhir terlihat melayang di sekitar angka 90.00, turun sedikit dari penutupan sebelumnya. Indeks ini menyentuh level terendah 89.89 sebelum rilis data klaim pengangguran. Harga dolar datar terhadap euro di angka $1.2197 beberapa waktu yang lalu. Sebelumnya, setelah meluncur ke level $1.2217 per unit euro, dolar pulih ke $1.2175 sebelum akhirnye kembali meluncur. Poundsterling naik terhadap mata uang utama lainnya setelah para pembuat kebijakan Bank of England mengisyaratkan kenaikan suku bunga pada tahun depan, meskipun kenaikan ini bisa terjadi lebih awal jika ekonomi pulih dengan cepat. Berbicara di University of Bath, Gertjan Vlieghe mengatakan "kenaikan suku bunga bank pertama kemungkinan akan menjadi tepat hanya sampai tahun depan, dengan beberapa pengetatan lebih lanjut setelahnya." Dolar sendiri melemah menjadi $1.4219 per unit pound, sebelum pulih ke $1.4201, dan masih turun di sekitar 0.6%. Yen juga melemah menjadi 109.83 per dolar, turun lebih dari 0.6%. Terhadap Aussie, dolar terlihat datar dengan angka AUD-USD pada 0.7743. Franc Swiss menguat terhadap dolar ke angka 0.8968, dari penutupan di hari Rabu pada 0.8982 per dolar. Data dari Federal Custom Administration menunjukkan bahwa ekspor Swiss meningkat sebesar 0.1% bulan ke bulan di bulan April, setelah pertumbuhan 5.1% di bulan Maret. Impor naik sebesar 2.2% bulanan di bulan April, setelah kenaikan 3.7% di bulan sebelumnya. Loonie menguat hampir 0.5% pada C$1.2066 per dolar, dari angka C$1.2123.