Tingkat intensitas di pasar mata uang menurun selama sesi Asia pada hari Kamis. Pasangan dolar yang merupakan mayoritas tidak lagi bereaksi keras terhadap arus berita di Amerika Serikat, karena jelas bahwa J Biden akan memenangkan pemilu presiden. Ia hanya membutuhkan satu suara elektoral lagi, yang secara resmi dapat membawanya ke Gedung Putih. Sebaliknya, Trump kini hanya dapat mengandalkan Mahkamah Agung, di mana ia akan mengajukan banding atas hasil penghitungan suara. Jadi, secara umum, kita dalam situasi yang kurang lebih dapat dimengerti dan diprediksi.
Pasar mata uang mengambil posisi tunggu dan liat, menilai prakiraan yudisial untuk klaim (masih) presiden saat ini. Selain itu, perlu diperhatikan bahwa pertemuan Fed akan diadakan hari ini, yang hasilnya kemungkinan dapat memengaruhi posisi bull dolar.
Namun, topik utama di pasar mata uang tetaplah pemilu AS. Meskipun Joe Biden sangat diuntungkan, intrik masih berlanjut, walaupun harapan Partai Republik agar pemimpin mereka menang secara bertahap memudar. Menurut FOX News, Presiden saat ini, Donald Trump, memiliki 214 suara elektoral, sementara Biden memiliki 264 dari 270 suara yang dibutuhkan pada 5 November pagi. Meski 60 suara elektoral masih harus didistribusikan, pemimpin Demokrat tersebut hanya membutuhkan enam suara. Media Amerika yakin bahwa cukup bagi Biden untuk kembali menang di satu negara bagian (kecuali Alaska, yang memberikan suara untuk tiga pemilih) untuk mengalahkan lawannya dan menjadi presiden baru Amerika Serikat. Jadi, menurut data awal, ia menang di negara-negara bagian penting seperti Michigan dan Wisconsin. Jika calon dari Demokrat ini diuntungkan di sana, kemungkinan besar ia akan menjadi Presiden ke-46 Amerika Serikat.
Sementara itu, kepala Gedung Putih menggunakan taktik lain - yudisial. Pihak Trump mengajukan gugatan di pengadilan Michigan untuk menangguhkan penghitungan suara di negara bagian ini. Pengacara percaya bahwa pengamat partai Republik tidak diberi "akses penuh yang layak" terhadap prosedur pembukaan kotak suara dan penghitungan surat suara. Ini adalah gugatan ketiga selama pemilu. Jadi, markas besar Presiden saat ini menuntut penghitungan ulang suara di Wisconsin dan di negara bagian Georgia. Namun, para ahli Amerika memiliki pendapat berbeda mengenai prospek peradilan dari klaim yang disebutkan di atas, sementara OSCE telah mengkritik pernyataan Trump atas dugaan pelanggaran massal dalam pemilu. Menurut perwakilan organisasi tersebut, pernyataan seperti itu merugikan kredibilitas lembaga demokrasi AS. Mereka juga mengatakan bahwa proses naik banding atas prosedur penyelenggaraan pemilu di Amerika Serikat dimulai terlambat.
Dengan latar belakang ini, Trump tampaknya tidak mungkin memenangkan pemilu: agar ini terjadi, kepemimpinan di negara bagian di mana ia saat ini menang perlu dipertahankan, dan ia perlu menguasai negara bagian yang goyah seperti Arizona, Nevada, dan Wisconsin. Tugas itu sulit, namun secara teori mungkin dilakukan. Di sisi lain, Biden juga perlu mempertahankan kemenangan di mana ia telah memimpin, dengan kesuksesan yang telah ditetapkan di negara bagian mana pun yang jumlah pemilihnya lebih dari enam. Hal itu berdasarkan data saluran TV Berita FOX, yang mengklaim bahwa sang pemimpin Partai Demokrat tersebut telah memiliki 264 suara elektoral.
Sedangkan untuk pemilihan kongres, situasi saat ini tidak senyaman pemilu presiden bagi Demokrat. Menurut data awal, Partai Republik mempertahankan mayoritas mereka di Senat, meskipun keunggulan mereka turun (dari 53 menjadi 52 dari 100). Partai Demokrat, pada gilirannya, mempertahankan mayoritas kursi di Dewan Perwakilan Rakyat. Mereka dilaporkan memenangkan 227 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat AS, sementara Partai Republik memenangkan 208 dari 435 kursi. Singkatnya, para wakil dari Partai Demokrat tidak dapat mengubah keadaan yang menguntungkan mereka dengan mengontrol Senat, namun sebaliknya, mereka tidak kehilangan posisi di Dewan Perwakilan Rakyat. Dalam kasus ini, keseimbangan kekuasaan hampir tidak berubah: Demokrat kehilangan beberapa kursi di Majelis Rendah, sementara Partai Republik kehilangan satu kursi di Majelis Tinggi, namun keduanya tetap memegang kendali.
Singkatnya, Biden menang di negara bagian paling penting - Wisconsin dan Michigan dan ia kini memiliki 264 suara elektoral dari 270 suara yang diperlukan. Namun, suara di empat negara bagian utama - Pennsylvania, North Carolina, Georgia, dan Nevada belum telah dihitung. Jika Biden menang setidaknya di Nevada, maka ini akan memberinya 6 suara yang hilang, dan, dengan demikian, kemenangan secara keseluruhan. Di negara bagian yang disengketakan, Trump mengajukan tuntutan hukum di pengadilan menuntut penghitungan ulang, menuduh Demokrat "mencontek" suara. Pada saat yang sama, misi OSCE menyebut pemilu AS "terorganisir dengan baik". Pada saat yang sama, pengamat tidak mengidentifikasi pelanggaran selama pemungutan suara lewat pos, menyebut pernyataan Trump atas pemalsuan "tidak berdasar."
Mengingat peristiwa tersebut, dolar AS perlahan-lahan kehilangan posisinya di pasangan mata uang utama. Dengan demikian, pembeli EUR/USD akhirnya membentuk konsolidasi di angka ke-17, sambil menunjukkan suasana bullish. Menurut pendapat saya, kita sudah dapat membahas prioritas posisi beli pada pasangan hari ini. Kemungkinan besar Biden akan melakukan "dorongan terakhir", yang berarti kemungkinan dorongan naik pasangan EUR/USD juga tinggi. Target awal untuk naik adalah level 1,1850, yang merupakan garis atas indikator Bollinger Bands di grafik harian dan semacam "plafon harga". Trader tidak dapat melakukan konsolidasi di atas target ini selama enam minggu terakhir.
